Bertempat di Kampus 3 Pondok Pesantren Muqimus Sunnah Palembang, para kader Nahdlatul Ulama (NU) Sumatera Selatan menggelar rapat Persiapan Hari Santri Nasional, Kamis (16/9/2021).
Meski pandemi Covid-19 masih menyelimuti, para peserta rapat sepakat bahwa Hari Santri Nasional 2021 ini harus tetap diperingati dengan beragam kegiatan dan kemeriahan dalam Gebyar Santri.
Saat membuka kegiatan tersebut, Dr. Izzah Zen Sukri, manajer Pondok Pesantren Muqimus Sunnah, mengatakan bahwa Hari Santri harus menjadi ajang syiar baik untuk keberadaan santri dan pondok pesantren maupun untuk ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
“Hari Santri ini mo merupakan mentum yang harus kita jadikan sebagai ajang mendakwahkan Islam yang rahmatan lil alamin dan eksistensi santri di tengah perkembangan zaman yang semakin bebas,” kata Izzah Zen Syukri.
Pesantren, tambah Dr. Izzah, memiliki tugas sebagai kawah candradimuka untuk mempersipkan atau mencetak generasi Islam yang berpengetahuan luas dan berintegritas.
“Saya berharap negeri ini kedepan tidak perlu lagi ada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena output dari pesantren yang berkarakter kuat dengan kejujuran dan akhlaknya akan memenuhi populasi di masyarakat dan mengisi fungsi-fungsi strategis di negeri ini,” harap Dr. Izzah.
Senada dengan Dr. Izzah, Ketua PWNU Sumsel Dr. Amiruddin Nahrawi yang diwakili Wakil Ketua Achmad Syaifudin mengatakan persiapan Hari Santri ini penting untuk kita adakan karena Hari Santri yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi sejak tahun 2015 lalu merupakan anugerah bagi bangsa ini dan menjadi event syiar yang besar dan strategis.
“Kita sadar saat ini banyak sekali muncul pengaruh di tengah masyarakat kita, baik pengaruh dari kemajuan teknologi maupun dari ajaran yang cenderung radikal. Melalui Hari Santri, kita syiarkan Islam yangsejuk, egaliter dan rakhmatan lil alamin,” ujar Achmad Syaifudin.
Habib Amak, pengasuh Majelis Dzikir Akbar Palembang Darussalam yang hadir dalam rapat menegaskan apabila suatu urusan harus diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran akan datang.
Demikian juga dengan agama Islam; agama ini harus dijaga oleh para ulama, ustadz dan santri yang ahlussunnah wal jamaah, agar ajaran-ajaran kebaikan yang disampaikan oleh Rasulullah SAW menjadi mainstream dari ajaran ajaran Islam yang berkembang di tengah masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia.
“Hari Santri bisa jadi hanya ada di Indonesia dan di negeri in juga terdapat ormas besar yang menjadi safinah (kapal) bagi Islam ahlussunnah wal jamaah. Maka melalui Hari Santri ini mari kita bergerak, berdakwah dan menebar kedamaian pada semua umat manusia,” urai Habib Amak
Sementara itu, Hernoe Roesprijadji, SIP, MH., MSi, yang juga Bendahara PW NU Sumsel dan Penasehat PW RMI NU Sumsel mengatakan di Hari Santri 2021 ini sudah saatnya santri merangkut umaro atau kalangan birokrat.
“Sudah saatnya kita melibatkan umaro atau kalangan pejabat dalam kegiatan-kegiatan Hari Santri Nasional 2021. Misalnya dengan menggandeng mereka sebagai panitia atau penyedia trophy untuk lomba-lomba dan sejenisnya. Santri harus mulai mewarnai birokrasi negeri ini,” tukas Mas Hernoe, panggilan akrab Hernoe Roesprijadji.
Rapat persiapan ini dihadiri utusan-utusan dari Badan Otonom (Banom) NU Sumsel. Agenda utama rapat adalah pembentukan panitia peringatan Hari Santri Nasional 2021 tingkat Sumsel. (rmi/da)
Discussion about this post