Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) akan dilaksakan pada 23-25 Desember 2021 akan dilaksanakan di 3 tempat yakni Pondok Pesantren Darussa’adah, Lampung Tengah, Kampus UIN Lampung, dan Universitas Malahayati.
Pembagian lokasi kegiatan tersebut dilakukan agar kegiatan tidak terkonsentrasi di satu tempat untuk kepentingan protokol kesehatan (Prokes).
Hal ini disampaikan Panitia penyelenggaraan Muktamar NU saat menggelar rapat perdana pada Rabu 27 Oktober 2021, yang dipimpin Ketua SC Prof. M Nuh dan Sekretaris SC Asrorun Niam, serta Ketua OC Imam Aziz dan Sekretaris OC Syahrizal.
“Rapat membahas persiapan penyelenggaraan muktamar NU yang ke 34 terkait kesiapan teknis dan juga kesiapan materi untuk kepentingan Muktamar nya karena untuk periode di 2201-2026 ini NU akan akan memasuki satu abad,” kata KH Dr Asrorun Niam Sholeh saat dihubungi MPI, Kamis (28/10/2021).
Ia mengatakan, Muktamar 34 juga perlu perumusan peta jalan untuk peran dan perkhidmatan NU dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Kedua, panitia melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan Muktamar dalam waktu yang relatif pendek ini dengan komitmen mewujudkan Muktamar yang sejuk dan meneguhkan komitmen kebersamaan di antara para muktamirin,” sambungnya.
Ketiga, rapat ini juga memastikan kesuksesan pelaksanaan pertama dengan jaminan protokol kesehatan (Prokes).
“Disambungkan dengan model hybrid misalnya pada saat pembukaan nanti dipusatkannya di Pondok Pesantren Darussa’adah, Lampung Tengah tetapi diikuti oleh peserta yang yang ada di Darussa’adah juga yang ada di UIN Lampung dan Malahayati jadi tidak terkonsentrasi di satu titik,” ujarnya.
Untuk penyelenggaraannya, ia menyampaikan akan menggunakan dua plan.
“Kita masih simulasi ada plan a plan b. Plan A (plan minimalisir) perkiraan jumlah yang hadir kurang lebih 1.300 dengan asumsi Muktamar ini diikuti oleh seluruh wilayah dan cabang masing-masing 2 orang perwakilan,” tuturnya.
Ia pun berharap NU sebagai bagian strategis dari komponen bangsa ini tentunya memiliki tanggung jawab yang tidak ringan dalam menjaga kohesivitas. Dan juga integrasi bangsa kemudian keterperanan NU untuk kepentingan bangsa dan negara.
“Maka permusyawaratan tertinggi organisasi ini di samping untuk kepentingan internal organisasi seperti pemilihan pimpinan juga untuk kepentingan merumuskan kontribusi NU untuk kepentingan kemaslahatan bangsa,” jelasnya. (rmi)
Discussion about this post