• Call: +62 812 7823 4876
  • E-mail: pwrmisumsel@gmail.com
  • Login
  • Register
PW RMI NU Sumsel
  • Home
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kategori
    • Bahtsul Masail
    • Ulama
    • Pustaka
    • Seputar RMI
    • Dakwah
    • Program RMI
  • Network
    • Nu Online
    • RMI NU Pusat
    • PW NU Sumsel
No Result
View All Result
PW RMI Sumsel
No Result
View All Result
Home Aspirasi

PWNU Sumsel: NU Milik Ulama, Maka Peran AHWA di Muktamar ke 34 Harus Sentral

Muktamar ini akan diselenggarakan di Lampung pada 23-25 Desember 2021

PWRMISumsel by PWRMISumsel
16 November 2021
in Aspirasi, Ulama
Reading Time: 3 mins read
0
PWNU Sumsel: NU Milik Ulama, Maka Peran AHWA di Muktamar ke 34 Harus Sentral

Baca Juga

Dawuh Ulama Adalah Solusi Apakah Jadwal Muktamar NU Dipercepat atau Diundur

PWNU Sumsel: Sebaiknya Muktamar ke 34 NU Diundur, Tidak Perlu Tergesa-gesa

Merebaknya Konflik Agraria akan Menjadi Bahasan di Muktamar ke 34 NU

Tinggal menghitung hari, hajatan pesta demokrasi Nahdlatul Ulama yang dikemas dalam bentuk Muktamar segera digelar. Hajatan Muktamar yang ke-34 akan digelar di Lampung, pada 23-25 Desember 2021.

Dalam hajatan besar PBNU itu, ada dua posisi yang akan menjadi “rebutan”, yaitu Rais Aam pada level Syuriah dan Ketua Umum pada level Tanfidziyah.

Ketua Umum (incumbent) PBNU KH Said Aqil Siradj telah menyatakan diri siap untuk maju mencalonkan diri menjadi ketua umum lagi di muktamar tersebut. Bahkan, ia mengklaim sudah mengantongi cukup banyak dukungan dari berbagai daerah.

“Kalau banyak permintaan, ya saya siap dong, kader harus siap kalau banyak permintaan. Walaupun sampai saat ini saya belum mendeklarasikan secara resmi, tetapi permintaan sudah sangat banyak,” begitu kata KH Said Aqil di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 6 Oktober 2021.

Menyusul KH Said Aqil, Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf juga menyatakan diri untuk maju menjadi calon ketua umum. Untuk ini, ia mengaku sudah melakukan pembicaraan dengan KH Said Aqil dan mendapat restu.

Menyikapi kemunculan dua kandidat yang masing-masing memiliki dukungan yang relatif sama kuat untuk menghantarkan mereka merebut posisi Ketua Umum NU dalam Muktamar ke 34 mendatang,  Dewan Syuriah PWNU Sumsel melakukan diskusi internal.

“Kemungkinan besar yang bersaing adalah nama-nama itu, yakni KH Said Aqil Siradj dan KH Yahya Cholil Staquf” kata KH Ali Mohsin membuka diskusi.

KH Ali Mohsin, Wakil Rais Syuriah PWNU Sumsel yang sekaligus juga Rais Syuriah PCNU Kabupaten Banyuasin, mengatakan sebenarnya kandidat terkuat pada akhirnya akan bergantung pada dinamika dan independensi sikap dan keputusan PWNU dan PCNU.

Tetapi melihat adanya potensi pengaruh kekuatan politik yang digerakkan oleh elemen eksternal NU seperti PKB dan bahkan Kementerian Agama, KH Ali Mohsin berharap para kiai turun gunung untuk menetralkan situasi.

“Inilah yang menjadi keprihatinan para kiai sepuh, konstalasi persaingan antar kandidat cenderung digerakkan oleh orang-orang politik. Oleh karena itu, kami dari Rais Syuriah PWNU Sumsel mendorong para kiai untuk turun gunung” ujar KH Ali Mohsin.

Senada dengan KH Ali Mohsin, KH Qusyairi Abror, Wakil Rais Syuriah PWNU Sumsel yang juga Rais Syuriah PCNU Ogan Ilir, juga melihat polarisasi kekuatan keduanya sudah tidak sehat, semakin hari semakin “memanas”.

Masing-masing kubu jadi harus menurunkan timnya ke daerah-daerah untuk menggalang dukungan untuk memuluskan jalan bagi terpilihnya kandidat yang mereka usung.

Sementara itu, KH Zainul Arifin, Wakil Rais Syuriah PWNU Sumsel lainnya, melihat perkembangan dinamika yang semakin memanas tersebut, perlu disikapi dengan kepala dingin oleh semua pihak.

“Semua warga NU harus mendukung suksesnya penyelenggaraan Muktamar ke 34 mendatang. Pada saat yang sama, kita tidak melibatkan diri ke dalam polarisasi dukung-mendukung kandidat Ketua Umum. Kita sebaiknya serahkan keputusannya kepada para ulama sebagai pemilik NU sehingga NU tidak dimanfaatkan atau ditunggangi oleh kepentingan pihak ketiga,” jelas KH Zainul Arifin.

Menanggapi pernyataan KH Zainul, KH Ali Mohsin menekankan pentingnya memasukkan peran ulama atau AHWA dalam Tata Tertib pemilihan Ketua Umum.

“AHWA harus berperan sentral. Untuk itu, Tata Tertib ini harus dirumuskan dengan matang dan mampu menangkal adanya “penyelewengan atau penyusupan” tegas KH Ali Mohsin.

Mekanisme pemilihan, baik pemilihan Rais Syuriah maupun Ketua Umum Tanfidziyah, tandas KH Ali Mohsin, harus melaui AHWA (Ahlul Halli Wal Aqdi), bukan melalui pemungutan suara langsung atau voting. Dan ini harus dimasukkan dengan jelas dan tegas dalam tata tertib.

Sebab, jelas KH Ali Mohsin, jika menggunakan mekanisme voting, dikhawatirkan luka-luka lama sisa Muktamar Makassar dan Jombang akan muncul kembali dan mengacaukan situasi yang ekses selanjutnya akan menyulitkan penataan organisasi NU paska Muktamar.

Oleh karena itu, harap KH Ali Mohsin, semua elemen harus disadarkan bahwa NU ini milik ulama. Maka peran ulama harus dimaksimalkan dalam proses pemilihan Ketua Umum dan Raim Aam PBNU melalui AHWA (Ahlul Halli Wal Aqdi).

“Kiai-kiai sepuh banyak yang trenyuh melihat kondisi jelang muktamar yang semakin ruwet ini, padahal NU struktural dan juga kultural harus seimbang. Kita tidak boleh membiarkan NU dijadikan ajang konsolidasi pihak tertentu untuk politik praktis. NU adalah rumah besar bagi seluruh jamaah nahdliyin sehingga harus terus dijaga marwahnya,” pungkas KH Ali Mohsin. (rmi/damas)

*Catatan Gus Damas dari Diskusi Internal Rais Syuriah PWNU Sumsel.

SendShare4Tweet3ShareSend
Previous Post

Bursa Caketum PBNU: Kiai Said Kuat Keilmuannya, Yahya Staquf Luas Jaringannya

Next Post

Pemerintah Tetapkan PPKM Nasional, Jadwal Muktamar Lampung Ditunda

Related Posts

Dawuh Ulama Adalah Solusi Apakah Jadwal Muktamar NU Dipercepat atau Diundur

Dawuh Ulama Adalah Solusi Apakah Jadwal Muktamar NU Dipercepat atau Diundur

25 November 2021
115
PWNU Sumsel: Sebaiknya Muktamar ke 34 NU Diundur, Tidak Perlu Tergesa-gesa

PWNU Sumsel: Sebaiknya Muktamar ke 34 NU Diundur, Tidak Perlu Tergesa-gesa

25 November 2021
121

Discussion about this post

Cek Update

Pondok Pesantren Daarul Mumtaz Karang Melati OKU Timur

Pondok Pesantren Daarul Mumtaz Karang Melati OKU Timur

1 March 2023
Kepengurusan PBNU Masa Khidmat 2022-2027 Resmi Dikukuhkan

Kepengurusan PBNU Masa Khidmat 2022-2027 Resmi Dikukuhkan

1 February 2022
Bulan Rajab Tiba; Inilah Beberapa Amaliyah Utama untuk Bulan Rajab

Bulan Rajab Tiba; Inilah Beberapa Amaliyah Utama untuk Bulan Rajab

1 February 2022

Terpopuler

  • Memahami Pedoman Tata Kelola Organisasi RMI NU

    Memahami Pedoman Tata Kelola Organisasi RMI NU

    316 shares
    Share 126 Tweet 79
  • Mengenal Tugas, Visi dan Misi Rabithah Ma’ahid Islamiyah

    180 shares
    Share 72 Tweet 45
  • Bagaimana Hukum Kirim Stiker atau Copy-paste Ucapan Duka Cita

    146 shares
    Share 58 Tweet 37
  • Panitia Muktamar NU ke 34 di Lampung Terbentuk, Berikut ini Susunannya

    103 shares
    Share 41 Tweet 26
  • Pondok Pesantren Ar-Rahman, Tegal Binanung, Plaju Darat Palembang

    47 shares
    Share 19 Tweet 12
PW RMI Sumsel

Info Link RMI

  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Profil Pesantren
  • Buat Akun
  • Ikut Posting

PW RMI Sumsel

  • Jl. Mayor Salim Batubara Lr. Nurul Huda No.1988, Sekip Jaya, Kemuning, Palembang, Sumatera Selatan 30116
  • Telepon: 0812 7823 4876, 0811 866 869
  • E-Mail: pwrmisumsel@gmail.com

© 2021 PW RMI Sumsel by Info Santri

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kategori
    • Bahtsul Masail
    • Ulama
    • Pustaka
    • Seputar RMI
    • Dakwah
    • Program RMI
  • Network
    • Nu Online
    • RMI NU Pusat
    • PW NU Sumsel

© 2021 PW RMI Sumsel by Info Santri

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist