Terkait serangan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa Palestina, Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Sumsel, KH Syarif Chumas Asyawaly, menyerukan kepada para pengasuh pesantren dan santri di Sumatera Selatan untuk membaca qunut nadzilah.
“Israel seperti tak pernah berhenti melakukan kekerasan dan pelanggaran HAM terhadap warga Palestina. Yang paling mutakhir, Israel menyerang masjid Al-Aqsa, masjid suci umat Islam. RMI Sumsel tegas mengutuk kekerasan ini,” kata Gus Syarif, panggilan KH Syarif Chumas Asyawaly.
Seperti diketahui, sekelompok polisi Israel menyerang jamaah Muslim di dalam Masjid Al-Aqsa pada Jumat (7/5/2021). Serangan ini telah menyebabkan hampir 53 warga Palestina yang sedang beribadah di dalam masjid Al-Aqsa terluka.
Merujuk pada pernyataan organisasi Bulan Sabit Merah Palestina, Israel tidak hanya menyerang di dalam kawasan Haram al-Sharif, tetapi juga di kawasan Gerbang Damaskus Kota Tua dan lingkungan Sheikh Jarrah. Kekerasan ini menyebabkan 285 orang terluka.
Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Tetapi Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967. Pada tahun 1980, Israel mencaplok seluruh kota pada dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Kaum Yahudi menyebut kawasan masjid Al-Aqsa sebagai “Temple Mount” dan mengklaim itu adalah situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Senada dengan Gus Syarif, M. Zainal Abidin Sekretaris PW RMI Sumsel juga mengutuk serangan tersebut. Ia menghimbau pemerintah untuk bersikap dan memprotes kekerasan Israel tersebut secara resmi.
“Apapun klaim Israel terhadap Masjid Al-Aqsa, masjid ini adalah tempat suci untuk beribadah, bukan untuk berperang. Pemerintah Indonesia harus memprotes tindak kekerasan yang dilakukan Israel di kawasan masjid ini” terang Kiai Zainal Abidin. (rmi/da)